3
SARAN PRAKTIS MENGAJAR ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS
1.
BERSIKAP
BAIK DAN POSITIF
Semua
anak bisa belajar selama strategi
pembelajaran yang diterapkan sesuai
dengan kebutuhan dan kemampuan belajar
mereka. Sebagai guru, Anda berperan
dalam mendukung pembelajaran semua anak
termasuk anak berkebutuhan khusus.
Pelajarilah karakter mereka, misalnya dengan menanyakan pada orang tua tentang
kebiasaan anak, latar belakang pembelajaran anak, dll. Setiap anak memiliki karakter
yang berbeda-berbeda maka siapkan strategi yang paling sesuai dengan mereka.
Bersikap baik dan positif serta memberi semangat perlu juga dilakukan agar Anda
mudah beradaptasi dengan mereka. Sebagian anak berkebutuhan khusus cenderung
rendah diri. Hal ini mempengaruhi proses dan hasil pembelajaran anak.
Motivasi
dari lingkungan sangat diperlukan termasuk dukungan dari guru untuk meyakinkan
bahwa mereka mampu. Beri kesempatan anak untuk berpartisipasi dalam
pembelajaran kemudian berikan tanggapan
positif dan pujian atas setiap usaha serta keberhasilan yang mereka
capai. Tanggapan negatif seperti cercaan dan ejekan dapat menurunkan minat
belajar anak. Dalam hal ini guru dapat menjadi panutan bagi anak-anak lain agar
melakukan hal yang benar. Anak-anak dapat menjadi agresif dan berperilaku negatif apabila merasa tidak dipahami atau merasa
takut dengan tugas atau pertanyaan yang bagi mereka terlalu sulit. Jika anak
bersikap demikian maka alihkanlah perasaan negatif mereka tersebut, misalnya dengan melakukan kegiatan yang
menyenangkan hati anak.
2.
GUNAKAN
SETING KELAS YANG SESUAI
seting
kelas berbentuk huruf “U” lebih dianjurkan daripada bentuk berjajar (teater). Selain berguna untuk memberi ruang
gerak bagi anak-anak pengguna kursi roda, seting U juga mempermudah kontak mata
guru dengan anak-anak yang memiliki hambatan pendengaran seperti penyandang tunarungu
dan mempermudah anak penyandang tunanetra untuk mendengarkan penjelasan guru dengan
lebih baik. Lebih lanjut, posisi duduk anak-anak penyandang tunanetra dan
tunarungu perlu diatur dengan memperhatikan kemudahan interaksi dan komunikasi
antara guru dan siswa serta antar siswa.
Selain
seting kelas “U”, Anda juga dapat menggunakan seting kelas lain sesuai
dengan kegiatan pembelajaran yang akan
Anda dan anak-anak lakukan. Gunakan seting kelompok jika kegiatan pembelajaran
membutuhan diskusi antar siswa. Pembelajaran juga dapat berlangsung tanpa meja
dan kursi, misalnya ketika anda ingin menggunakan cerita atau permainan dalam kegiatan
pembelajaran. Anak-anak dapat dengan leluasa duduk di lantai dengan alas karpet
atau tikar. Pembelajaran di luar kelas sesekali juga perlu dilakukan. Perubahan
kelas menjadikan pembelajaran tidak monoton atau membosankan baik bagi Anda maupun
bagi anak-anak.
3.
BICARALAH
DENGAN JELAS DENGAN POSISI WAJAH MENGHADAP SISWA
Sebagian
besar anak berkebutuhan khusus hanya membutuhkan pengajaran yang baik, jelas,
dan aksesibel. Sangatlah penting bagi guru di sekolah inklusif untuk berhadapan
dengan anak ketika mengajar dan memberikan pemahaman pada mereka. Biarkan anak
berkebutuhan khusus duduk di barisan depan agar mereka dapat melihat guru dan penjelasan
yang tertulis di papan tulis dengan lebih baik. Dengan duduk di barisan depan,
anak berkebutuhan khusus juga dapat mendengarkan penjelasan guru dengan lebih
fokus dan dapat membantu peningkatan rentang perhatian mereka terhadap pembelajaran
yang berlangsung. Pastikan posisi anak berkebutuhan khusus berada di dekat
posisi Anda terutama saat melakukan kegiatan belajar di luar kelas. Hal ini
dapat mempermudah Anda memperhatikan
kebutuhan anak.
Petunjuk:
Sangat tidak dianjurkan untuk berbicara sambil menulis di papan tulis karena
punggung Anda membelakangi anak dan mempersulit mereka untuk mendengar
penjelasan Anda! Hindari berbicara sambil menulis di papan tulis karena anak
sulit untuk mendengar penjelasan dan membaca mimik wajah Anda apabila
punggung Anda membelakangi mereka
Sekian dulu tips dari
saya.
Nantikan tips-tips
berikutnya!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar